Sabtu, 04 Mei 2013

AKAR MAKSIAT DAN PENGARUHNYA


AKAR MAKSIAT DAN PENGARUHNYA:
Sesungguhnya seorang hamba jika melakukan dosa, maka terbentuklah noda hitam dalam hatinya. Jika ia melepaskan dosa, istighfar dan taubat, bersihlah hatinya. Ketika mengulangi dosa lagi, bertambahlah noda hitamnya, sehingga menguasai hati. Itulah Roon (rona) yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sekali-kali tidak (demikian), Sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (HR At-Tirmidzi).

Maksiat dan dosa mempunyai pengaruh yang sangat dahsyat dalam kehidupan umat manusia. Bahayanya bukan hanya berpengaruh di dunia tetapi sampai dibawa ke akhirat. Bukankah Nabi Adam a.s. dan istrinya Siti Hawwa dikeluarkan dari surga dan diturunkan ke dunia karena dosa yang dilakukannya? Dan demikianlah juga yang terjadi pada umat-umat terdahulu

Disebabkan karena dosa, penduduk dunia pada masa Nabi Nuh a.s. dihancurkan oleh banjir yang menutupi seluruh permukaan bumi. Karena maksiat, kaum ‘Aad diluluhlantakkan oleh angin puting beliung. Karena ingkar pada Allah, kaum Tsamud ditimpa oleh suara yang sangat keras memekakkan telinga sehingga memutuskan urat-urat jantung mereka dan mati bergelimpangan. Karena perbuatan keji kaum Luth, buminya dibolak-balikkan dan semua makhluk hancur, sampai malaikat mendengar lolongan anjing dari kejauhan. Kemudian diteruskan dengan hujan bebatuan dari langit yang melengkapi siksaan bagi mereka. Dan kaum yang lain akan mendapatkan siksaan yang serupa. Jika tidak terjadi di dunia, maka di akhirat akan lebih pedih lagi. (Al-An’am: 6)

Akar Kemaksiatan

Semua kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia, baik yang besar maupun yang kecil, bermuara pada tiga hal. Pertama; terikatnya hati pada selain Allah, kedua; mengikuti potensi marah, dan ketiga; mengikuti hasrat syahwat. Ketiganya adalah syirik, zhalim, dan keji. Puncak seseorang terikat pada selain Allah adalah syirik dan menyeru pada selain Allah. Puncak seseorang mengikuti amarah adalah membunuh; dan puncak seseorang menuruti syahwat adalah berzina. Demikianlah Allah swt. menggabungkan pada satu ayat tentang sifat ‘Ibadurrahman, ”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (Al-Furqaan: 68)

Dan ciri khas kemaksiatan itu saling mengajak dan mendorong untuk melakukan kemaksiatan yang lain. Orang yang berzina maka zina itu dapat menyebabkan orang melakukan pembunuhan; dan pembunuhan dapat menyebabkan orang melakukan kemusyrikan. Dan para pembuat kemaksiatan saling membantu untuk mempertahankan kemaksiatannya. Setan tidak akan pernah diam untuk menjerumuskan manusia untuk melakukan dosa dan kemaksiatan. Setan senantiasa mengupayakan tempat-tempat yang kondusif untuk menjadi sarang kemaksiatan.

Oleh karena itu agar terhindar dari jebakan kemaksiatan, manusia harus melakukan lawan dari ketiganya, yaitu: pertama; menguatkan keimanan dan hubungan hati dengan Allah swt. dengan senantiasa mengikhlaskan segala amal perbuatan hanya karena Allah. Kedua; mengendalikan rasa marah, karena marah merupakan pangkal sumber dari kezhaliman yang dilakukan oleh manusia. Dan ketiga; menahan diri dari syahwat yang menggoda manusia sehingga tidak jatuh pada perbuatan zina.

Pengaruh Maksiat

Seluruh manusia mengakui bahwa kesalahan yang terkait dengan hubungan antar manusia di dunia secara umum dapat mengakibatkan kerusakan secara langsung. Orang-orang yang membabat hutan hingga gundul akan menyebabkan kerusakan lingkungan, longsor, dan kebanjiran. Sopir yang mengendalikan mobilnya secara ugal-ugalan dan melintasi rel kereta yang dilalui kereta, berakibat sangat parah, ditabrak oleh kereta. Orang yang membunuh orang tanpa hak, maka dia akan senantiasa dalam kegelisahan dan penderitaan. Orang yang senantiasa bohong, hidupnya tidak akan merasa tenang.
Dan pada dasarnya pengaruh kesalahan, dosa, dan kemaksiatan bukan saja yang terkait antar sesama manusia, tetapi antara manusia dengan Allah. Siapakah orang yang paling zhalim, ketika mereka diberi rezki oleh Allah dan hidup di bumi Allah kemudian menyekutukan Allah, tidak mentaati perintah-Nya, dan melanggar larangan-Nya. Jika kesalahan yang dibuat antar sesama manusia akan menimbulkan bahaya, maka kesalahan akibat tidak melaksanakan perintah Allah atau melanggar larangan-Nya, maka akan lebih berbahaya lagi, di dunia sengsara dan di akhirat disiksa. “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Beberapa pengaruh maksiat diantaranya:

1. Lalai dan keras hati

Al-Qur’an menyebut bahwa orang-orang yang bermaksiat hatinya keras membatu. “Karena mereka melanggar janjinya, kami kutuki mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu. mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka Telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), Maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Ma-idah: 13)
Berkata Ibnu Mas’ud r.a., “Saya menyakini bahwa seseorang lupa pada ilmu yang sudah dikuasainya, karena dosa yang dilakukan.”
Orang yang banyak berbuat dosa, hatinya keras, tidak sensitif, dan susah diingatkan. Itu suatu musibah besar. Bahkan disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa orang yang senantiasa berbuat dosa, hatinya akan dikunci mati, sehingga keimanan tidak dapat masuk, dan kekufuran tidak dapat keluar.

2. Terhalang dari ilmu dari rezeki

Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba diharamkan mendapat rezeki karena dosa yang dilakukannya” (HR Ibnu Majah dan Hakim)
Berkata Imam As-Syafi’i, “Saya mengadu pada Waqi’i tentang buruknya hafalanku. Beliau menasihatiku agar meninggalkan maksiat. Dan memberitahuku bahwa ilmu adalah cahaya. Dan cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang bermaksiat.”
Orang yang banyak melakukan dosa waktunya banyak dihabiskan untuk hal-hal yang sepele dan tidak berguna. Tidak untuk mencari ilmu yang bermanfaat, tidak juga untuk mendapatkan nafkah yang halal. Banyak manusia yang masuk dalam model ini. Banyak yang menghabiskan waktunya di meja judi dengan menikmati minuman haram dan disampingnya para wanita murahan yang tidak punya rasa malu. Sebagian yang lain asyik dengan hobinya. Ada yang hobi memelihara burung atau binatang piaraan yang lain. Sebagian lain, ada yang hobi mengumpulkan barang antik meski harus mengeluarkan biaya tak sedikit. Sebagian yang lain hobi belanja atau sibuk bolak-balik ke salon kecantikan. Seperti itulah kualitas hidup mereka.

3. Kematian hati dan kegelapan di wajah

Berkata Abdullah bin Al-Mubarak, “Saya melihat dosa-dosa itu mematikan hati dan mewariskan kehinaan bagi para pelakunya. Meninggalkan dosa-dosa menyebabkan hidupnya hati. Sebaik-baiknya bagi dirimu meninggalkannya. Bukankah yang menghancurkan agama itu tidak lain para penguasa dan ahli agama yang jahat dan para rahib.”
Sungguh suatu musibah besar jika hati seseorang itu mati disebabkan karena dosa-dosa yang dilakukannya. Dan perangkap dosa yang dikejar oleh mayoritas manusia adalah harta dan kekuasaan. Mereka mengejar harta dan kekuasaan seperti laron masuk ke kobaran api unggun.
Tanda seorang bergelimangan dosa terlihat di wajahnya. Wajah orang-orang yang jauh dari air wudhu dan cahaya Al-Qur’an adalah gelap tidak enak dipandang.

4. Terhalang dari penerapan hukum Allah

Penerapan hukum Allah berupa syariat Islam di muka bumi adalah rahmat dan karunia Allah dan memberikan keberkahan bagi penduduknya. Ketika masyarakat banyak yang melakukan kemaksiatan, maka mereka akan terhalang dari rahmat Islam tersebut. (Lihat Al-Maa-idah: 49 dan Al-A’raaf: 96)

5. Hilangnya nikmat Allah dan potensi kekuatan

Di antara nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada hamba-Nya adalah pertolongan dan kemenangan. Sejarah telah membuktikan bahwa pertolongan Allah dan kemenangan-Nya diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Sebaliknya, kekalahan dan kehancuran disebabkan karena maksiat dan ketidaktaatan.
Kisah Perang Uhud harus menjadi pelajaran bagi orang-orang beriman. Ketika sebagian pasukan perang sibuk mengejar harta rampasan dan begitu juga pasukan pemanah turun gunung ikut memperebutkan harta rampasan. maka terjadilah musibah luar biasa. Korban berjatuhan di kalangan umat Islam. Rasulullah saw. pun berdarah-darah.
Kisah penghancuran Kota Baghdad oleh pasukan Tartar juga terjadi karena umat Islam bergelimang kemaksiatan. Khilafah Islam pun runtuh, selain dari faktor adanya konspirasi internasional yang melibatkan Inggris, Amerika Serikat, dan Israel, karena umat Islam berpecah belah dan kemaksiatan yang mereka lakukan.

Umar bin Khattab berwasiat ketika melepas tentara perang: ”Dosa yang dilakukan tentara (Islam) lebih aku takuti dari musuh mereka. Sesungguhnya umat Islam dimenangkan karena maksiat musuh mereka kepada Allah. Kalau tidak demikian kita tidak mempunyai kekuatan, karena jumlah kita tidak sepadan dengan jumlah mereka, perlengkapan kita tidak sepadan dengan perlengkapan mereka. Jika kita sama dalam berbuat maksiat, maka mereka lebih memiliki kekuatan. Jika kita tidak dimenangkan dengan keutamaan kita, maka kita tidak dapat mengalahkan mereka dengan kekuatan kita.”

Oleh karena itu umat Islam dan para pemimpinnya harus berhati-hati dari jebakan-jebakan cinta dunia dan ambisi kekuasaan. Jauhi segala harta yang meragukan apalagi yang jelas haramnya. Karena harta yang syubhat dan meragukan, tidak akan membawa keberkahan dan akan menimbulkan perpecahan serta fitnah. Kemaksiatan yang dilakukan oleh individu, keluarga, dan masyarakat akan menimbulkan hilangnya nikmat yang telah diraih dan akan diraih. Dan melemahkan segala potensi kekuatan.

RAHASIA TAKDIR

Bisakah mengubah takdir?
Banyak orang malas yang menjadikan takdir sebagai dalih atas kemalasannya. Padahal, takdir itu bisa diubah. Memang, tidak semua takdir bisa diubah. Misalnya, jika kita ditakdirkan sebagai seorang laki-laki, tidak bisa diubah menjadi seorang perempuan. Kita memang tidak bisa mengubah takdir yang sudah terjadi sebab waktu memang diciptakan tidak bisa mundur. Yang dimaksud mengubah takdir disini ialah mengubah takdir dimasa mendatang.
Lalu bagaimana cara kita mengubah takdir? Cara yang benar dan tepat, tentu saja harus bersumber dari Pembuat takdir yang tiada lain Allah SWT melalui Al Quran dan Hadits Nabi saw.
Bagi Anda yang belum tahu, bahwa takdir bisa diubah, silahkan simak hadist berikut:
Hadits dari Imam Turmudzi dan Hakim, diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, bahwa Nabi SAW Bersabda : “Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdo’a, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya do’a bermanfa’at bagi sesuatu yang sedang terjadi dan yang belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak taqdir kecuali do’a, maka berpeganglah wahai hamba Allah pada do’a”. (HR Turmudzi dan Hakim)

Cara Mengubah Takdir

Mengubah Takdir Dengan Berdo’a.

Allah yang menetapkan takdir kita, maka Allah memiliki kuasa untuk mengubahnya, artinya takdir baru bagi kita. Mengubah takdir artinya Allah menggantinya dengan takdir baru. Tetap, Allah yang menetapkan takdir. Cara pertama ialah dengan berdo’a seperti yang dijelaskan pada hadits diatas.
Cara Kedua adalah bersedekah. Rasulullah SAW pernah bersabda : “Silaturrahmi dapat memperpanjang umur dan sedekah dapat merubah taqdir yang mubram” (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)
Cara Ketiga adalah bertasbih. Ada hadits yang diriwayatkan dari Sa’ad Ibnu Abi Waqosh, Rasulullah bersabda :
Maukah kalian Aku beritahu sesuatu do’a, yang jika kalian memanfa’atkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu? Para sahabat menjawab : “Ya, wahai Rasululullah, Rasul bersabda “Yaitu do’a “Dzun-Nun : “LA ILAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNI KUNTU MINADH-DHOLIMIN” (Tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk diantara orang-orang yang dholim”). (H.R. Imam Ahmad, At-Turmudzi dan Al-Hakim).
Cara keempat ialah dengan bershalawat ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay Ibnu Ka’ab, bahwa ada seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala sholawatnya untuk Rasulullah SAW, maka Rasul berkata kepada orang tersebut : “Jika begitu lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni(H.R Imam Ahmad At-Tabroni)
Jadi, jangan pernah berhenti berdo’a dan berusaha. Seburuk apa pun kondisi saat ini, semuanya masih bisa berubah. Bagaimana pun pahitnya pengalaman kita dimasa lalu, masih bisa berubah. Optimis selalu Anda bisa mengubah takdir Anda menjadi lebih baik.

DO'A AKHIR TAHUN DAN AWAL TAHUN

Sebentar lagi insya Allah akan kita tinggalkan tahun 1433 H. dan akan kita masuki tahun baru 1434 H. Untuk itu, ada ajaran do'a khusus di akhir tahun dan awal tahun.

Do'a akhir tahun sebaiknya di amalkan setelah sholat ashar, hari terakhir bulan Dzul Hijjah, yang Insya Allah besok Rabu sore tanggal 14 Nopember 2012, bacaan doanya dibawah ini :

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim Alhamdulillaahirobbil Aalamin
Wa sallallaahu ‘ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa ‘alaa aalihi wa sahbihii Ajma'iin. Allaahumma maa ‘amilna fi haazihis-sanati mimmaa nahaitana ‘anhu fa lam natub minhu wa lam tardhahuu wa lam tansahuu wa halimta ‘alayna ba’da qudratika ‘alaa uquubatina wa da’autana ilattaubati minhu ba’da jur’atina alaa ma’siyatika fa innana nastagfiruka fagfirlii wa maa ‘amilna fiihaa mimma tardhaahu wa wa’attana ‘alaihis-sawaaba fanas’alukallahumma yaa kariimu yaa zal-jalaali wal ikraam,an tataqabbalahuu minna wa laa taqta’ rajaa’na minkaa yaa kariim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadiw wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam wal hamdulillaahi robbil aalamiin.

Artinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW,beserta para keluarga dan sahabatnya.Ya Allah,segala yang telah kami kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk kami, dan Engkau telah mengajak kami untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat. Karena itu ya Allah, kami mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada kami dengan kemurahan-Mu.
Segala apa yang telah kami kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, kami mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.
Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam
Amin yaa rabbal ‘alamin.

DO'A AWAL TAHUN
Sedangkan Do'a awal tahun di amalkan setelah Sholat Maghrib.

Bismillaahir-rahmaanir-rahiim Alhamdulillaahirobbil aalamin.
Wa Sholaatu Wassalaamu ‘alaa sayyidinaa  Muhammadin Asyrofil Mursaliin  wa ‘alaa ‘aalihi wa sahbihii Ajma'iin. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal, wa ‘alaa fadlikal-’azimi wa juudila-mu’awwali,wa hazaa ‘aamun jadidun qad aqbala nas’alukal ‘ismata fiihi minasy-syaitaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haazihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytigaala bimaa yuqarribuna ilaika zulfa yaa zal-jalaali wal-ikraami yaa arhamar-raahimiin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadin Nabiyyil Ummiyi  wa ‘alaa ‘aalihi wa ashaabihii ajma'ain walhamdulillahi robbil aalamin taqobbalallohu minna wa minkum taqobbal yaa kamimArtinya:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Alloh Tuhan Seluruh Alam.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya semua.
Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan Kedermawanan-Mu tempat bergantung.Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami memohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan,agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW,beserta para keluarganya dan sahabatnya.Segala puji bagi Alloh Tuhan Seluruh Alam Amin yaa rabbal ‘alamin

CABANG-CABANG IMAN

Ibaratnya Iman adalah sebuah pohon yang ada akar,
batang pohon cabang-cabang dahan dan buah 
Alhamdulillah, diawal tahun 2013 ini, marilah kita muhasabah kembali tentang keimanan kita.  Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh
Iman itu bercabang-cabang dan bertingkat-tingkat. Diantaranya jika ditinggalkan dapat menjadikan kafir, ada pula yang menyebabkannya berdosa, baik dosa besar maupun kecil, dan ada pula yang jika ditinggalkan akan kehilangan ganjaran dan pahala yang berlipat.

Iman itu akan bertambah dengan ketaatan hingga dapat mencapai kesempurnaannya dan akan berkurang dengan kemaksiatan hingga bisa hilang sama sekali, tak tersisa sedikitpun.

Oleh karena itu, amalan lahir merupakan konsekuensi dan kebutuhan iman yang menunjukkan pembenaran terhadap apa yang ada di dalam hati, sebagai dalil (petunjuk) dan syahid (saksi) atasnya. Amalan lahir juga merupakan cabang dari kumpulan keimanan yang mutlak serta merupakan bagian darinya. Akan tetapi yang bersemayam di dalam hatilah yang merupakan pokok dari amal perbuatan anggota tubuh.”
Sabda Nabi Muhammad saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، اَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَدْنَاهَا اِمَاطَةُ الاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ رَوَاهُ الْمُحَدِّثُوْنَ
Rasulullah saw bersabda: "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-cabang tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah) dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Malu (berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." H.R. Para Ahli Hadits.

Orang-orang yang mencoba menghitung semua cabang tersebut tidak menemukan suatu kesepakatan, tetapi yang mendekati kebenaran adalah metode yang dikemukakan oleh Ibnu Hibban. Namun hal itu tidak menjelaskannya secara rinci, hanya telah diringkas oleh para ahli ‘ilmu bahwa iman terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu:
• Perbuatan hati, termasuk keyakinan dan niat. Prilaku hati ini mencakup 24 cabang. Yaitu:
1. Iman kepada dzat, sifat, keEsaan dan keKekalan Alloh
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada Rosul
5. Iman kepada Qodho dan Qodar
6. Iman kepada hari akhir
7. Iman kepada adanya alam kubur
8. Iman kepada adanya hari kebangkitan
9. Iman kepada adanya pengumpulan manusia di padang mahsyar
10. Iman kepada adanya hari perhitungan
11. Iman kepada adanya perhitungan pahala dan dosa
12. Iman kepada adanya surga dan neraka
13. Kecintaan kepada Alloh
14. Kecintaan kepada sesama
15. Kecintaan kepada nabi dan keyakinan akan kebesarannya
16. Sholawat kepada nabi dan melaksanakan sunnah
17. Keihklasan hati meninggalkan riba
18. Keihklasan hati meninggalkan kemunafikan
19. Keihklasan hati melakukan tobat dengan rasa takut dan harap
20. Keihklasan hati dalam bersyukur
21. Amanah
22. Sabar, ridho terhadap qodho dan qodar serta bertawakkal
23. Ramah dan rendah hati
24. Meninggalkan kesombongan, iri, dengki dan amarah
• Perbuatan lisan yang mencakup 7 cabang keimanan yaitu:
25. Melafalkan Tauhid (Mengesakan Alloh)
26. Membaca Al-Qur’an
27. Mempelajari ‘ilmu
28. Mengajarkan ‘ilmu
29. berdo’a
30. berdzikir dan istighfar (mohon ampunan)
31. Menjauhi perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat
• Perbuatan jasmani yang mencakup 38 cabang iman, dengan rincian sebagai berikut,
yang Berkenaan dengan badan ada 15 cabang iman,
yaitu:
32. Bersuci dan menjauhi segala hal yang najis
33. Menutup aurat
34. Sholat wajib dan sunnah
35. Membayar zakat
36. Membebaskan budak
37. Dermawan (termasuk member makan dan menghormati tamu)
38. Puasa wajib dan sunnah
39. Melakukan Haji
40. Melakukan Umroh
41. Melakukan Thawaf
42. Melakukan I’tikaf
43. Mengupayakan malam qadar (Lailatul Qadar)
44. Mempertahankan agama seperti hijrah dari daerah syirik
45. Melaksanakan nadzar
46. Melaksanakan kafarat
- Berkenaan dengan orang lain ada 6 cabang iman, yaitu:
47. Iffah (Menjaga kesucian diri) dengan menikah
48. Menunaikan hak anak dan keluarga
49. Berbakti kepada orangtua
50. Mendidik anak
51. Silaturrahim
52. Taat kepada pemimpin (atasan) dan berlemah lembut kepada pembantu (bawahan)
- Berkenaan dengan kemaslahatan umum ada 17 cabang iman, yaitu:
53. Berlaku adil dalam memimpin
54. Mengikuti kelompok mayoritas
55. Taat kepada pemimpin (‘Umaro dan “ulama) dalam kebaikan
56. Mengadakan Ishlah (perbaikan) seperti memerangi para pembangkang agama
57. Membantu dalam kebaikan seperti Amar ma’ruf dan nahi munkar
58. Melaksanakan hukum Alloh
59. Melakukan jihad
60. Amanah dalam denda dan hutang
61. Melaksanakan kewajiban hidup bertetangga
62. Menjaga perangai dan budi pekerti yang baik dalam berinteraksi dengan sesame seperti mengumpulkan harta di jalan yang halal
63. Menginfakkan sebagian hartanya di jalan Alloh
64. Menjauhi foya-foya danmenghambur-hamburkan harta
65. Menjawab salam
66. Mendo’akan orang yang bersin
67. Tidak menyakiti oranglain
68. Serius dan tidak suka main-main dalam keimanan
69. Menyingkirkan duri di jalanan.
Demikianlah semua cabang keimanan tersebut yang jumlahnya kurang lebih menjadi 69 cabang. Pembagian ini dapat dijumlahkan menjadi 79 cabang bila sebagian cabang di atas diperincikan kembali secara mendetail.
Hal ini menunjukkan bahwa keimanan itu diimplementasikan dalam bentuk amaliyah (amalan), yang bersumber dari keyakinan kepada Allah SWT. Iman bukan sekedar keyakinan yang ada dalam diri seseorang. Karena syaitan dan iblis sangat yakin dengan keberadaan Allah SWT. Namun mereka tidak beramal untuk mengimplementasikan keimanannnya, sebaliknya mereka beramal untuk mendapatkan kemurkaan Allah SWT. Dan rasa malu merupakan implementasi dari keimanan dan keyakinan seorang hamba kepada Allah SWT.

Wallahu A'lam..... semoga manfaat. amin
Sumber:

CABANG-CABANG IMAN

Ibaratnya Iman adalah sebuah pohon yang ada akar,
batang pohon cabang-cabang dahan dan buah 
Alhamdulillah, diawal tahun 2013 ini, marilah kita muhasabah kembali tentang keimanan kita.  Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh
Iman itu bercabang-cabang dan bertingkat-tingkat. Diantaranya jika ditinggalkan dapat menjadikan kafir, ada pula yang menyebabkannya berdosa, baik dosa besar maupun kecil, dan ada pula yang jika ditinggalkan akan kehilangan ganjaran dan pahala yang berlipat.

Iman itu akan bertambah dengan ketaatan hingga dapat mencapai kesempurnaannya dan akan berkurang dengan kemaksiatan hingga bisa hilang sama sekali, tak tersisa sedikitpun.

Oleh karena itu, amalan lahir merupakan konsekuensi dan kebutuhan iman yang menunjukkan pembenaran terhadap apa yang ada di dalam hati, sebagai dalil (petunjuk) dan syahid (saksi) atasnya. Amalan lahir juga merupakan cabang dari kumpulan keimanan yang mutlak serta merupakan bagian darinya. Akan tetapi yang bersemayam di dalam hatilah yang merupakan pokok dari amal perbuatan anggota tubuh.”
Sabda Nabi Muhammad saw :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ شُعْبَةً ، اَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَاَدْنَاهَا اِمَاطَةُ الاَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيْمَانِ رَوَاهُ الْمُحَدِّثُوْنَ
Rasulullah saw bersabda: "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-cabang tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan Allah) dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan. Malu (berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." H.R. Para Ahli Hadits.

Orang-orang yang mencoba menghitung semua cabang tersebut tidak menemukan suatu kesepakatan, tetapi yang mendekati kebenaran adalah metode yang dikemukakan oleh Ibnu Hibban. Namun hal itu tidak menjelaskannya secara rinci, hanya telah diringkas oleh para ahli ‘ilmu bahwa iman terbagi menjadi beberapa cabang, yaitu:
• Perbuatan hati, termasuk keyakinan dan niat. Prilaku hati ini mencakup 24 cabang. Yaitu:
1. Iman kepada dzat, sifat, keEsaan dan keKekalan Alloh
2. Iman kepada malaikat
3. Iman kepada kitab-kitab
4. Iman kepada Rosul
5. Iman kepada Qodho dan Qodar
6. Iman kepada hari akhir
7. Iman kepada adanya alam kubur
8. Iman kepada adanya hari kebangkitan
9. Iman kepada adanya pengumpulan manusia di padang mahsyar
10. Iman kepada adanya hari perhitungan
11. Iman kepada adanya perhitungan pahala dan dosa
12. Iman kepada adanya surga dan neraka
13. Kecintaan kepada Alloh
14. Kecintaan kepada sesama
15. Kecintaan kepada nabi dan keyakinan akan kebesarannya
16. Sholawat kepada nabi dan melaksanakan sunnah
17. Keihklasan hati meninggalkan riba
18. Keihklasan hati meninggalkan kemunafikan
19. Keihklasan hati melakukan tobat dengan rasa takut dan harap
20. Keihklasan hati dalam bersyukur
21. Amanah
22. Sabar, ridho terhadap qodho dan qodar serta bertawakkal
23. Ramah dan rendah hati
24. Meninggalkan kesombongan, iri, dengki dan amarah
• Perbuatan lisan yang mencakup 7 cabang keimanan yaitu:
25. Melafalkan Tauhid (Mengesakan Alloh)
26. Membaca Al-Qur’an
27. Mempelajari ‘ilmu
28. Mengajarkan ‘ilmu
29. berdo’a
30. berdzikir dan istighfar (mohon ampunan)
31. Menjauhi perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat
• Perbuatan jasmani yang mencakup 38 cabang iman, dengan rincian sebagai berikut,
yang Berkenaan dengan badan ada 15 cabang iman,
yaitu:
32. Bersuci dan menjauhi segala hal yang najis
33. Menutup aurat
34. Sholat wajib dan sunnah
35. Membayar zakat
36. Membebaskan budak
37. Dermawan (termasuk member makan dan menghormati tamu)
38. Puasa wajib dan sunnah
39. Melakukan Haji
40. Melakukan Umroh
41. Melakukan Thawaf
42. Melakukan I’tikaf
43. Mengupayakan malam qadar (Lailatul Qadar)
44. Mempertahankan agama seperti hijrah dari daerah syirik
45. Melaksanakan nadzar
46. Melaksanakan kafarat
- Berkenaan dengan orang lain ada 6 cabang iman, yaitu:
47. Iffah (Menjaga kesucian diri) dengan menikah
48. Menunaikan hak anak dan keluarga
49. Berbakti kepada orangtua
50. Mendidik anak
51. Silaturrahim
52. Taat kepada pemimpin (atasan) dan berlemah lembut kepada pembantu (bawahan)
- Berkenaan dengan kemaslahatan umum ada 17 cabang iman, yaitu:
53. Berlaku adil dalam memimpin
54. Mengikuti kelompok mayoritas
55. Taat kepada pemimpin (‘Umaro dan “ulama) dalam kebaikan
56. Mengadakan Ishlah (perbaikan) seperti memerangi para pembangkang agama
57. Membantu dalam kebaikan seperti Amar ma’ruf dan nahi munkar
58. Melaksanakan hukum Alloh
59. Melakukan jihad
60. Amanah dalam denda dan hutang
61. Melaksanakan kewajiban hidup bertetangga
62. Menjaga perangai dan budi pekerti yang baik dalam berinteraksi dengan sesame seperti mengumpulkan harta di jalan yang halal
63. Menginfakkan sebagian hartanya di jalan Alloh
64. Menjauhi foya-foya danmenghambur-hamburkan harta
65. Menjawab salam
66. Mendo’akan orang yang bersin
67. Tidak menyakiti oranglain
68. Serius dan tidak suka main-main dalam keimanan
69. Menyingkirkan duri di jalanan.
Demikianlah semua cabang keimanan tersebut yang jumlahnya kurang lebih menjadi 69 cabang. Pembagian ini dapat dijumlahkan menjadi 79 cabang bila sebagian cabang di atas diperincikan kembali secara mendetail.
Hal ini menunjukkan bahwa keimanan itu diimplementasikan dalam bentuk amaliyah (amalan), yang bersumber dari keyakinan kepada Allah SWT. Iman bukan sekedar keyakinan yang ada dalam diri seseorang. Karena syaitan dan iblis sangat yakin dengan keberadaan Allah SWT. Namun mereka tidak beramal untuk mengimplementasikan keimanannnya, sebaliknya mereka beramal untuk mendapatkan kemurkaan Allah SWT. Dan rasa malu merupakan implementasi dari keimanan dan keyakinan seorang hamba kepada Allah SWT.

Wallahu A'lam..... semoga manfaat. amin
Sumber:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com